Pages

Random post

Kola Terpal

Jumat, 30 Agustus 2013


Kolam terpal merupakan salah satu alternatif kolam budidaya lele yang relatif murah jika dibandingkan dengan kolam lain seperti kolam tanah dan kolam beton. Kolam terpal juga mampu mengatasi berbagai resiko yang terjadi pada kolam tanah maupun kolam beton.
Kolam terpal sendiri dibuat dengan menggunakan terpal pabrikan yang dipres sehingga air tidak bocor. Lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat kolam terpal juga dapat berupa tanah tak terpakai, halaman belakang rumah, garasi yang tak terpakai, dan lahan-lahan tak terpakai lainnya.
I.    Keunggulan Kolam Terpal
a.       Lebih fleksibel, dimana penggunaannya dapat di integrasikan dengan kegiatan lain, seperti longyam, pertanian maupun perkebunan dan juga dapat ditempatkan disekitar rumah/pekarangan.
b.      Efesiensi pengunaan air, mengingat untuk budidaya lele sistim terpal kita hanya perlu mengisi air pada awal dan penambahan air dapat juga disesuaikan dengan kondisi, misalnya air dalam kolam terpal berkurang. Dengan demikian sebagai pembudidaya ikan lele tidak akan menjadi penyaing dalam pengambilan air irigasi.
c.       Dapat dibuat dan ditempatkan pada kondisi lahan yang poros/sulit air irigasi
d.      Air media budidaya tidak merembes keluar areal, sehingga akan mengirit penggunaan air bahkan air bekas pemeliharaan sebelumnya hamper setengah bagian dapat juga digunakan lagi untuk pemeliharaan selanjutnya.
e.       Biaya pembuatannya lebih murah daripada membuat kolam beton/permanent atau semi permanent.
f.        Jangka waktu ekonomis kolam terpal dapat mencapai 3 (tiga) tahun atau 4 kali siklus produksi.
g.       Mudah cara merakit/membuat kolam sistim terpal.
II.    Cara Pembuatan Kolam Terpal
Setelah semua bahan tersedia, terlebih dulu ratakan tanah yang akan di pakai untuk mendirikan kolam terpal, jangan sampai ada benda tajam di atasnya. Pada bagian dasar terpal diberikan sekam setebal ± 5 cm sebagai stabilitas suhu dan juga untuk menghindari agar terpal tidak terkeca batu atau benda lainnya sehingga terhindar dari kebocoran. Adapun cara pembuatan kolam terpal yaitu :
a.       Pasang patok (dari kayu usuk/kayu hidup) berbentuk persegi dengan panjang 5 meter dan lebar 3 meter dengan ketinggian 100 cm (jika sudah ditanam patok yang kelihatan ± 100 cm)
b.      Di sela-sela patok tersebut diberikan lagi beberapa patok tambahan dengan jarak 25 cm dengan ketinggian yang sama
c.       Setelah patok tersebut cukup kuat, lalu pagari/pasang belahan papan (begesting) atau bilah bambu berjajar dari permukaan tanah terus ke atas sampai ketingian 100 - 120 cm.
d.      Agar patok/rangka terpal lebih kuat dapat pula diberikan tumpukan batako pada bagian luar
e.       Jika rangka sudah kuat, maka terpal sudah siap dipasang pada bagian dalam petakan persegi yang telah disiapkan.
f.        Alasi rangka tersebut dengan sekam setebal 3-5 cm untuk menghindari kebocoran dan pengaruh benda tajam dibawahnya.

Setelah rangka selesai dibuat dan cukup kuat, maka terpal sudah dapat dipasang pada bagian dalam rangka. Pemasangan terpal harap hati-hati agar jangan sampai ada terpal yang bocor dan terlipat tidak beraturan. Pertama bentangkan terpal di dalam kotak persegi, kemudian ratakan, lipat terpal persis melekat di dinding/rangka, atur lipatan di setiap sudut supaya kelihatan baik, ikat kuat ujung terpal pada bagian sudut dan atas rangka. Jika masih ada terpal yang kelihatan tersisa, dapat dilipat ke bawah. Untuk memperpanjang jangka usia ekonomis terpal dan juga menjaga stabilitas suhu dalam kolam terpal, maka di atas kolam perlu dibuat pelindung/naungan yang terbuat dari daun kelapa atau plastik/ paranet. Untuk memudahkan sirkulasi keluar masuknya air dalam bak terpal, perlu dibuat/dipasang pipa pengeluaran yang letaknya di salah satu pojok/sudut bak.


Pipa pralon pengeluaran.


III.    Kelemahan Kolam Terpal
Meskipun memiliki beragam keunggulan, bukan berarti kolam terpal merupakan cara terbaik untuk membudidaya ikan lele. Khususnya jika anda ingin membudidaya lele dalam jangka panjang. Kolam yang lebih permanen akan lebih cocok untuk anda yang ingin menjadikan bisnis budidaya lele sebagai pemasukan utama anda.
Berikut beberapa kelemahan kolam terpal dibandingkan dengan kolam tanah maupun kolam beton:
Rawan bocor. Lahan tempat meletakkan kolam terpal harus bebas dari sudut-sudut lancip. Hati-hati juga dalam memberikan pakan tambahan untuk lele, karena terkadang makanan juga dapat menyebabkan kebocoran pada terpal. Hewan pengerat seperti tikus juga senang mengunyah terpal sehingga tikus juga merupakan salah satu penyebab utama bocornya kolam terpal. Terpal juga mungkin tertusuk kawat atau paku dari bambu penegak dinding kolam.
Mudah lapuk karena hujan. Peternak juga harus mencari cara agar bagian luar kolam terpal tidak sering terkena hujan, karena dapat menyebabkan terpal lapuk. Hal ini juga akan mengakibatkan rusaknya terpal sebelum waktunya.
Tidak awet. Usia rata-rata kolam terpal hanya sekitar 2 tahun. Sementara kolam tanah dan kolam beton dapat berusia hingga puluhan tahun selama dijaga agar tidak terlalu berlumut.
Miskin ion-ion dan mineral dari tanah. Salah satu keunggulan kolam tanah adalah karena tanah banyak mengandung mineral renik yang penting bagi nutrisi ikan lele. Tanah juga berfungsi sebagai penstabil ion dalam air. Ketika air kekurangan ion, tanah akan memberikannya. Ketika air kelebihan ion, tanah akan mengikatnya. Ikan yang dibiakkan di kolam terpal mungkin tidak tumbuh sebesar dan secepat ikan yang dibiakkan di kolam tanah kecuali jika pemilik menambahkan zat tambahan seperti mineral ke dalam air kolam terpal.
Air kolam terpal lebih cepat bau. Hal ini disebabkan karena kolam terpal tidak memiliki bakteri yang dimiliki oleh kolam tanah yang berfungsi sebagai perombak bahan organik dan penyuplai mineral bagi bakteri. Perombakan bahan organik yang cepat akan membantu mengurai pakan lele yang tidak habis sehingga tidak berada terlalu lama di dalam air. Kolam terpal akan lebih cepat bau karena proses pembusukan pakan lele yang tidak habis akan memakan waktu lebih lama dan dapat mengurangi kadar oksigen dalam air karena proses pembusukan (oksidasi) membutuhkan oksigen.
Pemilihan jenis kolam tentu akan sangat bergantung pada tujuan anda beternak lele. Jika anda mempertimbangkan masalah biaya, mobilitas, dan kemudahan pengembangan, tentu anda akan memilih kolam terpal.
Namun jika prioritas anda adalah kualitas lele, penggunaan kolam dalam jangka panjang, dan anda tipe orang yang tidak mau repot mengganti kolam tiap tahun, dan memiliki budget, maka tentunya anda akan memilih kolam yang lebih permanen seperti kolam beton atau kolam tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar